Search This Blog

Thursday, July 28, 2011

piano. mari-mari.....

Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia
kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut
ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu
melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut
datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena
ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah
terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket
pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser
dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk
dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti
layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak
betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan
ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah
terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di
sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat
anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan
sedang berjalan menghampiri piano yang akan
dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin
tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano
dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang
sederhana, twinkle twinkle little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya
suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa
aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan
lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton
terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang
pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang
pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas
panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak
menjadi marah, ia tersenyum dan berkata "Teruslah
bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan
mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia
mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan
akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang
sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam
permainan piano tersebut. Ketika mereka berdua
selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah,
karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang
anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya "Gila, baru
belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa
bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis
yang duduk di sebelahnya, mengisi semua
kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita ? Kadang kita bangga akan
segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan
besar yang telah berhasil kita
lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi
karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak
kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua
yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Allah ada
di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita
lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan
saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi
orang di sekitar kita. Semoga kita tidak pernah lupa
bahwa ada Allah di samping kita.

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger