Search This Blog

Tuesday, January 31, 2012

surat lamaran kerja




Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth. Pimpinan
PT. FINANCE INDONESIA TBK
Jl. uang kaget no 1000
Samarinda

Dengan Hormat,
Sesuai dengan informasi lowongan pekerjaan dari PT. Finance Indonesia Tbk yang termuat pada http://www.semangatkerja.com. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Bagian Administrasi Pada PT. Finance Indonesia Tbk.
Data singkat saya seperti berikut ini:
Nama                           :  xxxxxxxxx, S.sos
Tempat, Tanggal lahir :  Samarinda, 32 Agustus 1990
Alamat                        :  Jalan mengkudu Rt.07 Rw.02 No. 29b Samarinda
Status Perkawinan      :  Belum menikah
Pendidikan Terakhir    :  S1
No. Handphone          :  01234567890
Email                           :  NGantuk@yahoo.co.id

Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik dan memiliki kemampuan mengoperasikan Mesin Ketik dan Beberapa aplikasi Komputer paket MS Office, seperti Excel, Word, PowerPoint, juga internet, maupun desain grafis yang umumnya menggunakan program Coreldraw dan photoshop. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan bekerja sama yang baik dalam Organisasi .
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.      Fotokopi KTP
2.      Fotokopi Ijazah S1
3.      Fotokopi Transkrip Nilai
4.      Fotokopi Skck yang di legalisir dari kepolisian Samarinda Ilir
5.      Fotokopi Surat keterangan Sehat yang di legalisir dari Puskesmas
6.      Pas Photo Ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar
7.      Daftar Riwayat Hidup
8.      Beberapa Fotokopi Sertifkat - sertifikat  dari beberapa pelatihan dan seminar yang pernah saya ikuti.
Saya berharap Bapak/Ibu Pimpinan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.
Hormat Saya,
Samarinda, 31 Januari 2012

      xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Read More- surat lamaran kerja

Thursday, July 28, 2011

pemilu

Pemilihan umum hampir-hampir tidak mungkin dilaksanakan tanpa kehadiran partai-partai politik ditengah masyarakat. Keberadaan partai juga merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan asas kedaulatan rakyat. Sebab dengan partai-partai politik itulah segala aspirasi rakyat yang kedaulatan berada di tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. Konsekuensinya, kepada rakyat harus diberikan kebebasan untuk mendirikan partai-partai politik.
            Pasal 28 UUD 1945 dengan tegas menyatakan “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan fikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dalam UU”. Maksudnya, disana dinyatakan bahwa Pasal 28 ini serta pasal-pasal lain yang mengenai penduduk dan warga negara hasrat Bangsa Indonesia untuk membangun negara yang bersifat ber-prikemanusiaan. Jadi yang diperlukan untuk memerinci ketentuan Pasal 28 ini adalah sebuah Undang-undang yang mengatur tentang “Kebebasan Berserikat” warga negaranya. Bukan sebuah Undang-undang yang justru akan membatasi warga negaranya untuk menyampaikan aspirasi suaranya.
Memang, kebebasan mendirikan partai tanpa batas dapat menimbulkan banyak berbagai persoalan yang justru merugikan perkembangan demokrasi. Kalau memang jumlah partai harus dibatasi, maka persoalannya kemudian ialah bagaimana caranya agar patai-partai itu dapat memainkan parannya secara wajar dan optimal, baik sebagai wahana penyalur aspirasi rakyat maupun sebagai sarana membangun pemerintahan secara demokrasi dari bawah, yang mampu menunjukkan bahwa negara memang menganut asas kedaulatan rakyat.
Apa yang berlaku selama hampir 3 (tiga) Dasawarsa terakhir ini menunjukkan sebuah gejala lemahnya posisi partai dalam memainkan peranan politiknya sebagai wahana pencerminan asas kedaulatan rakyat serta wahana pencerdasan rakyat akan sebuah pendidikan politik yang ada di negeri ini.
Apabila kita ilihat dari sudut pandang Ilmu Politik, hal ini nampaknya disebabkan oleh menguatnya peranan birokrasi dalam penyelenggaraan negara, ditambah dengan dikembangkannya sistem politik yang cenderung ke arah monolitik. Ada satu sisi segi positif kecenderungan ini, yaitu terpeliharanya stabilitas politik negara untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama dibidang ekonomi yang sangat berpengaruh dari stabilitasan politik dalam negeri.
Namun ada pula sisi negatifnya yakni kurang terserapnya aspirasi dan partisipasi rakyat secara menyeluruh dari lapisan bawah. Salah satu dampaknya ialah kecenderungan semakin melebarnya kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat, terutama masyarakat kecil yang selalu terpuruk dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu. Dan hal ini terlihat saat pemerintah yang menaikkan beban ekonomi pada masyarakat secara umum, yang mengakibatkan sebuah problema yang mempengaruhi tata kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh yang ada pada saat sekarang yaitu, Pemerintah yang menaikkan harga BBM yang alasan Pemerintah bahwa hal ini disebabkan akan naiknya harga Minyak Dunia, akan tetapi dengan adanya kompensasi bahwa rakyat kecil dan miskin akan mendapat bantuan berupa BLT yang dibagikan seharga Rp. 300.000,- per kepala keluarga se-Indonesia.
Akan tetapi pada kenyataan bahwa data yang digunakan adalah data lama (2005) yang banyak data yang sewaktu dilihat pada kenyataannya yaitu banyak rakyat Indonesia yang bertambah miskin sejak tahun 2005 sampai tahun 2008. Serta juga dalam hal pembagian juga banyak sekali ketimpangan yang terjadi, antara lain adanya rakyat yang miskin yang tidak mendapat BLT serta juga ada rakyat yang mampu perekonomiannya yang mendapatkan BLT.
Lemahnya peranan dari partai politik yang terjadi ditengah masyarakat dengan sendirinya mengurangi makna asas kedaulatan rakyat yang kita anut, serta juga banyak rakyat yang tidak percaya akan peranan partai politik akan mau memperjuangkan aspirasi rakyat secara umum yang menjerit akan himpinan hidup yang diciptakan oleh pemerintahan yang kurang bisa menangani akan tata pemerintahan dalam hal ekonomi. Lemahnya posisi partai politik juga turut serta mengambil keputusan-keputusan politik yang ada di dewan pemerintahan, karena dominan peranan sebuah birokrasi politik yang membawa dampak kurang bermaknanya arti sebuah pemilihan umum yang ada di negeri ini. Pemilihan umum yang berlangsung cenderung tidak membawa perubahan yang berarti, baik dalam proses peralihan maupun dalam upaya peningkatan aspirasi rakyat dari bawah dan juga perbaikan ekonomi yang di inginkan oleh rakyat secara umum.
Namun demikian, tidaklah berarti bahwa pemilihan umum yang selama ini dilaksanakan selama sama sekali tidak mempunyai makna yang berarti. Keberhasilan pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pemilihan umum secara yang secara rutin sekali dalam 5 tahun tentu mempunyai arti tersendiri dalam proses pembangunan demokrasi yang ada di Indonesia ini, walaupun banyak cacat yang terjadi disana-sini tetapi hal yang patut di perhatikan bahwa pemerintahan Orde Baru mampu melaksanakan pemilu secara berkala.
Tetapi, walau bagaimanapun dari waktu ke waktu diperlukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Ini terutama menyangkut pembenahan kehidupan kepartaian yang ada di negara kita dan berbagai aspek mengenai penyelenggaraan pemilihan umum, baik dari segi pengeturan, penyelenggaraan maupun sistemnya serta penyidikan akan pelanggaran dari para peserta pemilu serta juga dari Jurkam maupun Timsesnya.
Adapun dalam masalah Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang sesuai dengan peraturan per-undang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang mengatur akan tata Pemerintahan Daerah (PEMDA) dalam mengatur pemerintahan sendiri terutama dalam hal Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA). Undang-undang ini sesuai dengan UUD 1945 yang ada pada UUD 1945 perubahan pertama yaitu Pasal 22E UUD 1945. Yaitu bahwa Pemilihan Kepala Daerah baik untuk tingkatan Gubernur, Bupati, Walikota serta para wakilnya di tentukan oleh adanya pemilihan secara langsung oleh rakyat yang berasaskan pada langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Jimlie Ashshiqie, 2006, hal:792).
Sedangkan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang bertempat tugas di daerah Tingkat I (Provinsi), daerah Tingkat II (Kabupaten), dan Kota. Komisi ini melaksanakan tugasnya sebagai badan pelaksana pemerintah yang mengurusi akan masalah Pemilihan Kepala Daerah yang ada di daerah tanggung jawabnya. Adapun tugas dari KPUD bukan hanya saja memilih Gubernur, Bupati, maupun Walikota akan tetapi DPRD juga turut serta dalam wewenang tanggung jawab dari KPUD dalam memilih anggota legislatif yang ada di daerah. Akan tetapi fokus dalam masalah yang berkembang dalam wacana publik yang ada yaitu banyak masyarakat daerah tersebut atau masyarakat umum se-Indonesia yang membicarakan masalah pemilihan kepala daerah yang berstatus Gubernur, Walikota, maupun Bupati.
Sedangkan pengertian dari Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lalu yang ada dalam pemerintah daerah adalah Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah (Undang-undang No. 32 Tahun 2008, Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 3)
Read More- pemilu

terima aja apa adanya

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu
cinta? Bagaimana sayabisa> menemukannya?
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah
satusaja
ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling
menakjubkan,artinyakamu telah menemukan cinta" Plato pun berjalan,
dan tidak
seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat
berjalantidak
boleh mundur kembali (berbalik)" Sebenarnya aku telah menemukan yang
paling
menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi
di depan
sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan
lebih
jauh lagi, barukusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan
kemudian
tak sebagus rantingyang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada
akhirnya"
Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu
perkawinan?
Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah
tanpa
boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu
pohon
saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,
karena
artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah
menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan
tangankosong.
Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklahburuk-
buruk
amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.
Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"
Gurunyapun
kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

>>> CATATAN - KECIL :>
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya
di
dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang
lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka
yangdidapat
adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah
cinta apa adanya.
Read More- terima aja apa adanya

tukang sampah

Setiap hari tukang sampah di perumahan tempat
keluargaku tinggal lewat, dan membawa sampah-sampah
yang telah kami bungkus plastik. Bila seminggu saja ia
tidak datang dengan gerobaknya, kami sering dibuat
kelabakan.

Pernah suatu ketika ia sakit berhari-hari. Maka setiap
kali kami harus terpaksa membakar sampah-sampah kami
ditempat sampah di depan rumah kami. Bila tidak
dibakar, maka bau yang menyengat akan cepat
merajalela, tidak hanya di sekitar rumah kami, tetapi
juga sampai ke ujung jalan.

Kami tidak bisa bayangkan, bila tidak ada satu pun
orang yang mau menjadi tukang sampah bagi kami. Yang
rajin membersihkan sampah-sampah bagi kami. Yang rela
menghindarkan kami dari berbagai macam penyakit karena
sampah kami.

Ternyata yang butuh tukang sampah tidak hanya rumah,
tapi juga hati kami. Bila tidak ada "tukang sampah"
yang bersedia memperhatikan kami, apakah jadinya rumah
yang di dalam batin kami? Tidakkah berbagai "penyakit"
akan semakin berkembang dan menumpuk menyesakkan jiwa?

Sekaya-kayanya orang hidup di dunia, kita masih perlu
juga untuk menjadi "pemulung sampah" bagi sesama,
terutama bagi mereka yang kita cintai. Mencintai orang
lain itu berarti siap menjadi tukang sampah, dan
bahkan ada kalanya harus malahan menjadi tempat sampah
itu sendiri. Bila tidak mau demikian, berarti cinta
yang Anda katakan tidak pernah menjadi kenyataan.
Read More- tukang sampah

miskin

Menjadi kaya, mungkin itu adalah impian banyak sekali
orang. Entah itu kaya secara meterial, maupun kaya secara spiritual, apa
lagi kaya kedua-duanya, ia sudah menjadi magnet dengan daya tarik yang
demikian besar. Lebih dari delapan puluh persen energi manusia habis terkuras
untuk meraih ini semua. Bahkan, tidak sedikit manusia yang menghabiskan hampir
seluruh hayatnya hanya untuk menjadi kaya. Dan tidak ada satupun
manusia waras yang bercita-cita untuk menjadi miskin.

Di tengah arus deras pencaharian seperti ini, dalam
renungan-renungan keheningan kadang terpikir, adakah manusia yang tidak
pernah miskin ? Ya sejak lahir sampai dengan meninggal, ia tidak pernah
mengalami kemiskinan. Kalau orang seperti itu ada, betapa beruntungnya dia.
Lama sempat saya mencari orang-orang yang tidak pernah miskin ini. Dari
sekian desa dan kota yang sempat saya kunjungi. Entah di negeri sendiri,
atau di negeri orang, sungguh teramat sulit menemukannya. Ada yang lahir
serta besar di keluarga kaya secara materi, namun merasa diri paling miskin di
dunia. Sebab, selalu membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih
tinggi. Ada juga yang lahir dan tumbuh di keluarga yang kaya secara
spiritual, tetapi menyesali kehidupan materinya yang serba kekurangan.

Setelah hampir lelah mencari, ternyata Tuhan masih
memberikan kesempatan pada saya untuk menemukan manusia jenis langka ini.
Dan ia muncul melalui jendela (baca : buku) yang dihasilkan oleh Alexander
Simpkins dan Annellen Simpkins. Dalam karya mereka yang berjudul Simple
Taoism, kedua penulis jernih ini mengutip pertanyaan yang pernah dilontarkan
oleh seorang murid kepada Yang Chu tentang the correct course for life.
Dalam jawaban sederhana namun mendasar Yang Chu berargumen meyakinkan : ‘those
who are good at enjoying life are not poor’.

Dengan kata lain, manusia-manusia yang tidak pernah miskin, sedikit kaitannya
dengan tingkatan material maupun spiritual seseorang, melainkan lebih pada
seberapa baik dan seberapa bisa ia menikmati dan mensyukuri hidupnya. Begitu
kemampuan menikmati dan mensyukuri terakhir melekat dalam pada kehidupan
seseorang, maka masuklah ia dalam kelompok manusia yang tidak akan pernah
miskin.

Bagaimana bisa disebut miskin kalau pada tingkatan
penghasilan dan kehidupan manapun ia hanya mengenal kata syukur, syukur dan
syukur. Di tahapan-tahapan awal, syukur memang memerlukan pembanding, terutama
pembanding yang lebih rendah. Akan tetapi, dalam pemahaman yang lebih
mendalam, syukur adalah syukur. Ia tidak lagi memerlukan pembanding.

Orang sehat memerlukan pembanding orang sakit. Manusia
naik motor memerlukan pembanding mereka yang berjalan kaki. Mereka yang
telah bekerja perlu menoleh ke sahabat yang masih menganggur. Kita yang
bisa bernafas bebas perlu menoleh ke orang yang bernafas dengan membeli
gas bantuan. Rekan yang telah memiliki rumah perlu kadang-kadang merasakan
orang-orang yang mengontrak rumah.

Bahayanya, di tingkat serba membandingkan seperti ini,
kualitas rasa syukur akan berkurang drastis begitu pembandingnya adalah
mereka yang telah sampai di tataran yang lebih tinggi. Oleh karena alasan
inilah, maka saya mengajak Anda untuk hidup dengan rasa syukur tanpa perlu
kehadiran pembanding. Sekali lagi, syukur adalah syukur. Anda adalah Anda, saya
adalah saya. Tidak mudah tentunya, terutama karena ia memerlukan kemampuan
mengelola tubuh dan khususnya panca indera yang meyakinkan.

Saya tidak tahu, bagaimana Anda melakukannya. Dalam
banyak kesempatan, selalu saya usahakan untuk mendidik panca indera.
Sebagai pria normal, mata saya juga mengagumi wanita cantik. Cuman, ia hanya
saya biarkan menoleh wanita cantik beberapa detik saja. Mulut saya juga
menyukai rasa enak, cuman sudah lama saya didik untuk makan secukupnya saja.
Telinga saya juga suka kabar baik dan musik-musik indah. Namun, kalau yang
datang adalah kabar buruk, atau musik yang tidak pas dengan selera, tetap
diupayakan untuk menikmatinya.

Dalam sebuah kesempatan terbang ke Bali sana, kebetulan duduk di sebelah
saya seorang rekan pengusaha kaya yang tinggal di Jakarta. Banyak percakapan
kapitalis yang kami lakukan dalam penerbangan satu setengah jam ini. Dari
mencari dan menemukan peluang bisnis, bagaimana kaum profesional sebaiknya
dikelola, sampai dengan masa depan ekonomi politik negeri ini. Karena
demikian akrabnya percakapan, sampai-sampai ia menemani saya menemukan
penjemput saya di Bandara.

Berbeda dengan sahabat pengusaha tadi yang dijemput dengan Limousine, saya
kebetulan hari itu dijemput oleh seorang keluarga dari desa yang hanya
membawa sebuah Toyota kijang tua dengan bak terbuka. Jangan tanya AC,
kacanyapun bisa dibuka dengan upaya khusus. Melihat mobil jemputan seperti
ini, pengusaha tadi menawarkan Limousine-nya. Dan saya tolak halus sambil
mengucapkan terimakasih.

Saya tidak tahu apa cerita pengusaha tersebut setelah kejadian ini. Namun,
beberapa waktu kemudian di kesempatan lain di Jakarta, pengusaha yang sama
masih bersedia bertutur dengan kualitas keakraban yang tidak menurun. Ini semua
meyakinkan saya, kualitas kita sebagai manusia terkait erat dengan kualitas
rasa syukur yang kemudian memancar dari dalam ke luar. Sebuah kesadaran yang
diharapkan bisa membawa saya menjadi manusia tidak pernah miskin.
Read More- miskin

piano. mari-mari.....

Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia
kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut
ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu
melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut
datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena
ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah
terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket
pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser
dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk
dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti
layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak
betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan
ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah
terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di
sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat
anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan
sedang berjalan menghampiri piano yang akan
dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin
tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano
dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang
sederhana, twinkle twinkle little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya
suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa
aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan
lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton
terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang
pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang
pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas
panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak
menjadi marah, ia tersenyum dan berkata "Teruslah
bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan
mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia
mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan
akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang
sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam
permainan piano tersebut. Ketika mereka berdua
selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah,
karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang
anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya "Gila, baru
belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa
bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis
yang duduk di sebelahnya, mengisi semua
kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita ? Kadang kita bangga akan
segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan
besar yang telah berhasil kita
lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi
karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak
kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua
yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Allah ada
di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita
lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan
saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi
orang di sekitar kita. Semoga kita tidak pernah lupa
bahwa ada Allah di samping kita.

Read More- piano. mari-mari.....

pasangan

Andri telah beranjak dewasa. Sudah saatnya ia mencari gadis yang baik
untuk dijadikan istri. Tapi sampai saat ini, ia belum juga berhasil.
Bukan suatu hal yang aneh. Ia memang terlalu mempertimbangkan
bibit-bebet-bobot calon istrinya. Maka, saat Musim panas mulai
bertiup, Andri melakukan perjalanan ke Yogya. Di tengah perjalanan, Andri
memutuskan untuk beristirahat di sebuah Rumah penginapan yang berada
di Sekitar Malioboro. Kebetulan ia bertemu dengan teman sekolahnya dulu.
Maka Andri tak segan untuk menceritakan maksud perjalanannya itu.
Seperti gayung bersambut, temannya menyarankan Andri untuk mencoba
melamar anak gadis keluarga Surya. Menurut temannya itu, keluarga Surya
adalah keluarga yang status sosial ekonominya sederajat dengan Andri.
Lagipula, gadis itu sangat cantik dan terpelajar. Andri girang bukan
main.Sebelum berpisah, teman Andri berjanji untuk mempertemukannya
dengan'Pak Comblang' dari keluarga Surya , esok pagi. Pak Comblang
inilah yang akan meneruskan data pribadi Andri kepada gadis tersebut.
Bila keluarga itu berkenan menerimanya, maka Andri akan segera
berkenalan, sebelum lamaran resmi atau khitbah diajukan.

Kegembiraan yang meluap-luap memenuhi rongga dada Andri.
Dibentangkannya sajadah, lalu ia mulai sholat istikhoroh.
Baru kali ini Andri merasa melakukannya dengan sepenuh hati,
dengan kepasrahan yang murni ... Ah. Tak terasa air mata Andri berjatuhan.
Diam-diam menyelinap suatu penyesalan. Mengapa ia baru bisa khusyu' dan dapat
merasakan ikatan yang erat dengan Allah, ketika ada masalah berat dan serius
yang harus ia hadapi? Waktu subuh belum
lama berlalu, namun Andri telah bersiap untuk pergi menemui Pak
Comblang. Makin cepat makin baik, pikirnya. Di bawah sinar bulan sabit
yang kepucatan, Andri bergegas menuju tempat itu. Fajar belum juga
merekah ketika Andri sampai di tempat yang dijanjikan. Sepi sekali.
Nyanyian jangkrik perlahan menghilang. Andri benar-benar sendirian. Di
tengah kegamangan hatinya, Andri mencoba mengitari bangunan itu.
Seperti sebuah musholla kecil. Cahaya lilin yang memantul di sela-sela kaca
jendela, membangkitkan rasa ingin tahunya. Andri berjingkat ke arah
jendela. Ditempelkan matanya ke celah-celah ...

"Hei, masuklah!"
"Jangan mengintip seperti itu!"
Andri tersentak. Rasa malu, kaget dan takut berbaur menjadi satu.
"Ayo, masuklah. Jangan takut!"
Suaranya lebih lembut namun tetap berwibawa. Andri ragu-ragu. Tetapi
Rasa ingin tahu sedemikian menyerbunya. Akhirnya ia memberanikan diri
melangkah ke dalam.
"Kemarilah!" ajaknya tanpa melihat muka Andri. Andri memperhatikan
dengan penuh seksama. Laki-laki itu belum terlalu tua, tapi wajahnya
memancarkan kebaikan yang seolah-olah bersumber dari seluruh aliran
darahnya. Bijak, arif, lembut namun tegas. Tentulah ia pengemban
amanah yang luar biasa, pikir Andri. Laki-laki itu duduk di atas permadani
sambil membaca sebuah buku. Lalu ia berkata perlahan: "Belum saatnya
Andri .... Belum saatnya."Andri menatap wajahnya dengan penuh
kebingungan.

Lalu laki-laki itu kembali melanjutkan. Kali ini ditatapnya Andri
dengan ketajaman jiwa. "Kau tahu? Semenjak seseorang ada dalam kandungan
ibunya, Allah Ta'ala telah menetapkan 3 hal untuknya. Kau sudah tahu
bukan! Salah satu di antaranya adalah jodohnya.. pasangan hidupnya."
"Hmmmm..... seperti benang sutera." "Ya, seperti benang sutera yang
diikatkan di antara mereka berdua. Kepada kaki laki-laki atau bayi
perempuan yang lahir dan ditakdirkan berjodohan satu dengan yang
lainnya. Begitu simpul diikatkan, maka tak ada suatu hal pun yang
dapat memisahkan mereka." "Salah seorang diantara mereka mungkin saja
berasal dari keluarga yang miskin, sedang yang lainnya dari keluarga yang
kaya. Atau mereka terpisah bermil-mil jaraknya, bahkan mungkin ada yang
berasal dari dua keluarga yang saling bermusuhan. Tapi pada akhirnya,
bila saatnya telah tiba, mereka akan menjadi suami istri. Tak ada
suatu hal pun yang dapat mengubah takdir itu." Laki-laki itu terdiam sesaat.
Andri kini sudah sepenuhnya duduk terpekur di hadapannya. Kalimat demi
kalimat disimaknya dengan seksama.

"Jodoh adalah masalah yang paling ajaib dan paling gaib. Suatu rahasia
kehidupan yang tak akan pernah tuntas untuk dimengerti. Bayangkan. Dua
anak yang berbeda, tumbuh di lingkungannya masing-masing. Sebagian
besar mungkin tidak menyadari kehadiran satu dengan lainnya. Tapi bila
saatnya tiba, mereka akan bertemu dan mengekalkan ikatannya dalam tali
pernikahan. "Kalau ada wanita atau laki-laki lain yang muncul diantara
keduanya, ia akan terjatuh. la tak akan mampu melewati bentangan tali
sutera yang telah diikatkan pada mereka. Ah, kau pasti pernah melihat
orang yang patah hati bukan? Hhh, sebagian orang yang bodoh dan tak
kuat menahan cobaan, memilih mati daripada patah hati. Bukan takdir yang
memilihnya untuk bunuh diri. Itu pilihannya sendiri, ia cuma tak sabar
menanti saat pertemuan itu datang.

"Ketahuilah, Andri. Masalah jodoh adalah rahasia Allah.
Kau harus dapat berdamai dengan takdirmu. "Bagaimana dengan aku!" sela Andri.
"Apakah aku akan berhasil menikah dengan anak gadis dari keluarga Surya?
Apakah ia takdirku?"
tanyanya tak sabaran. Laki-laki itu tersenyum. "Belum saatnya Andri.
Belum saatnya. Suatu saat nanti, kau akan menikah dengan seorang gadis
shalihat, cantik dan pintar. Pun dari keluarga yang terhormat. Kelak,
setelah menikah, kalian akan mempunyai anak laki-laki. Dan anakmu akan
menjadi pedagang yang terpelajar. Ia dermakan kekayaannya untuk agama
Allah. la juga akan menjadi anak yang senantiasa memelihara kedua
orang tuanya. Meskipun kalian sudah tua renta nanti. Hal ini tak lepas dari
peranan ibunya dalam mendidik anak itu." "Tapi itu nanti. Bila calon
istrimu telah mencapai usia 17 tahun. Sayangnya, saat ini dia masih
berumur 7 tahun." "Hah!" Andri kebingungan. "Jadi saya harus membujang
selama 10 tahun ?!" Andri menatap tak percaya. Ia berharap semua hanya
kemungkinan karena ia salah dengar saja. Andri mencari kesungguhan di
sana. Tapi semua sia- sia. Air muka laki-laki itu tak berubah sedikit
pun. Dan Andri menyadari semua adalah kebenaran.
"Kalau begitu, di mana dia sekarang? Dimana saya dapat menemui calon
istri saya? Tolonglah?!" Andri memohon padanya. "Oh, gadis itu tinggal
dengan wanita penjual sayur. Tak jauh dari sini. Setiap pagi, wanita itu
datang ke pasar dan menjajakan sayurannya di sebelah kios ikan."

Kukuruyukkkkk... !!
Suara nyaring ayam jantan memecah keheningan. Andri tersentak.
Kukuruyukkkkk...! !
Kokok nyaring ayam jantan membangunkan Andri dari
tidurnya. Ah, rupa-rupanya ia tertidur di atas sajadah. Alhamdulillah,
waktu subuh belum habis. Andri bersegera mengambil wudhu. Sehabis
sholat subuh,Andri kembali teringat mimpinya. Seolah semua menjadi teka-teki.
Andri belum tahu apakah harus menganggapnya sebagai jawaban atas
sholat istikhorohnya atau tidak. Untuk menyingkap tabir mimpi itu, cuma ada
satu cara yang bisa dilakukannya: mencari gadis kecil yang katanya
calon istrinya itu!

Lalu Andri pun bergegas ke pasar terdekat. Sepanjang jalan ia berdoa
dan berjanji. Berdoa agar calon istrinya memang benar-benar baik bibit,
bebet dan bobotnya. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam mimpi. Dan
berjanji untuk menerima takdirnya dan berusaha menjadi muslim yang
baik. Lebih baik dari kualitasnya sekarang. Fajar telah lama merekah saat
Andri tiba di sana. Orang-orang mulai melakukan kegiatannya. Pembeli
mulai berdatangan. Ramai. Namun belum seramai satu jam yang akan
datang. Maka Andri lebih leluasa untuk mengamati sekitarnya. Matanya
berkeliling mengitari pasar, lalu tertumbuk pada sosok kecil di samping kios
ikan. Wanita itu tua, kotor, lusuh. Kumal. Rambutnya telah keabu-abuan.
Dengan sebelah mata tertutup lapisan katarak, ia duduk di selembar alas
sambil menggendong bocah kecil di dadanya. "Oh, tidak!! Bagaimana mungkin?!
Ini pasti kekeliruan!"Andri menatap kembali bocah terlantar yang kurus
kering itu. Hatinya hancur. Ah, mimpi semalam benar-benar hanya bunga
tidur. Andri kembali ke penginapannya dengan hati lesu. Kali ini bukan
saja ia kecewa karena calon istrinya ternyata hanya seorang bocah
gelandangan, tapi juga karena 'Pak Comblang' dari keluarga Surya tidak
datang pada pertemuan yang ia janjikan. Tanpa suatu penjelasan apapun.
Ah, sudah jatuh dari tangga, tertimpa genteng pula!
Saya adalah seorang yang terpelajar. Sudah selayaknya saya mendapatkan
seorang gadis dari keluarga terhormat. Semakin lama Andri memikirkan
hal tersebut, semakin jijik ia membayangkan kemungkinan menikahi bocah
kumal itu. Benar-benar menggelikan. Andri khawatir hal tersebut benar-benar
akan terjadi. Dan ia tidak dapat tidur semalaman.

Keesokan harinya. Andri pergi ke pasar bersama dengan pelayan
setianya. Andri menjanjikan imbalan yang sangat besar apabila ia berhasil
membunuh bocah kumal itu. Andri dan pelayannya berdiri di belakang pembeli.
Begitu kesempatan datang, pelayan Andri menikamkan pisaunya ke arah si
anak, lalu mereka kabur. Bocah kecil itu menangis dan wanita buta yang
menggendongnya berteriak-teriak: "Pembunuh! Pembunuh!" Kegemparan
segera menyebar ke seluruh penjuru pasar. Sementara itu, Andri dan pelayannya
telah lenyap dari tempat kejadian. "Kau berhasil membunuh dia?" tanya
Andri terengah-engah. "Tidak," jawab pelayannya. "Begitu saya
menghunjamkan pisau ke arahnya, anak itu berbalik secara tiba-tiba.
Saya rasa saya hanya melukai mukanya. Dekat alisnya." Andri segera
meninggalkan penginapan. Kejadian itu dengan segera terlupakan oleh
masyarakat sekitar. Ia kemudian pergi ke arah Barat menuju ibukota.
Karena kecewa dengan kegagalan pernikahannya, Andri memutuskan untuk
berhenti memikirkan perkawinan.

Tiga tahun kemudian Andri dijodohkan dengan gadis yang mempunyai reputasi baik
yang berasal dari keluarga Hartono. Sebuah keluarga yang cukup terkenal di
masyarakat sekitar. Anak gadisnya terpelajar dan sangat cantik. Semua orang
memberi selamat pada Andri. Persiapan pernikahan tengah dilangsungkan, ketika
suatu pagi Andri menerima berita yang menyakitkan. Calon istrinya melarikan diri
dengan laki-laki yang dicintainya. Mereka berdua telah menikah di kota
lain. Selama dua tahun Andri berhenti memikirkan pernikahan. Saat itu
ia berusia dua puluh delapan tahun. Ia berubah pikiran tentang mencari
pasangan dari masyarakat yang sekelas dengannya; seorang gadis kota
terpelajar. Maka Andri pergi ke pedesaan, mencari suasana baru. Di
desa, Andri menghabiskan waktu dengan mempelajari buku-buku. Suatu
hari ia membawa bukunya ke sungai di dekat ladang, agar lebih nyaman
membacanya. Tanpa sengaja ia melihat gadis desa yang sedang memanen
kentang. Andri jatuh hati padanya dan bersegera menemui orang tua
gadis itu. Gayung bersambut, gadis itu menerima lamarannya. Maka Andri
bergegas ke kota untuk membeli perhiasan dan baju sutera serta segala
persiapan pernikahan. Selama beberapa hari, Andri berkeliling
mengunjungi saudara-saudaranya untuk mengabarkan berita gembira itu.
Seminggu kemudian ia kembali ke desa. Tapi yang ditemuinya hanya kabar
buruk tentang sakitnya sang calon. Andri bersedia menunggu sampai ia
sembuh. Sampai setahun hampir berlalu, penyakit calon istrinya malah
semakin parah. Gadis itu kehilangan seluruh rambutnya dan menjadi
buta.Ia menolak menikahi Andri dan berpesan pada orang tuanya untuk meminta
Andri melupakan dia. Ia mohon agar Andri mencari gadis lain yang layak
untuk dijadikan istri.

Tahun demi tahun berlalu, sampai akhirnya Andri
mendapatkan calon yang sempurna. Bukan saja ia cantik dan masih muda,
tapi juga pencinta buku dan seni. Tak ada rintangan, khitbah pun
segera dilangsungkan. Tiga hari sebelum pernikahan, gadis itu terjatuh dari
tangga dan mati. Sepertinya nasib mengolok-olokkan Andri. Andri Ku
menjadi fatalis. Ia tidak lagi peduli pada wanita, ia hanya bekerja
dan bekerja. Sekarang ia bekerja di kantor pemerintahan di Yogya.
Mengabdikan diri pada tugas dan sama sekali berhenti memikirkan
pernikahan. Tapi ia bekerja dengan sangat baik, sehingga atasannya,
Hakim Sulaiman, terkesan pada dedikasi dan kesungguhannya. Lalu
mengusulkan Andri untuk menikahi keponakannya. Pembicaraan itu sangat
menyakitkan Andri. "Mengapa Tuan mau menikahkan keponakan Tuan pada
saya! Saya terlalu tua untuk menikah." Pejabat itu menasehati Andri
tentang keburukan membujang. Lagipula menikah adalah sunnah
Rasulullah. Maka Andri menyetujuinya, meskipun ia sama sekali tidak antusias.
Andri benar-benar tidak melihat istrinya sampai pernikahan benar-benar
selesai dilangsungkan.

Istrinya ternyata masih muda, Andri lega melihatnya.
Tingkah lakunya sangat baik dan Andri harus mengakui bahwa ia adalah
istri yang sangat baik. Taat, sholihat dan selalu menyenangkan. Sama
sekali tidak ada alasan untuk tidak menyukainya. Bila di rumah,
istrinya selalu menata rambut dengan cara yang khas, sehingga menutupi pelipis
kanannya. Menurut Andri, dengan tata rambut seperti itu istrinya
kelihatan sangat cantik, tetapi ia agak heran. Tak kurang dari satu
bulan, Andri telah benar-benar jatuh cinta kepadanya. Suatu saat ia
bertanya, "Mengapa dinda tidak mengganti gaya rambut sekali-kali?
Maksudku, mengapa dinda selalu menyisirnya ke satu arah?" Istri Andri
menyibakkan rambutnya dan berkata, "Lihatlah!" Ia menunjuk ke luka di
pelipis kanannya. "Bagaimana bisa begitu?" "Aku mendapatkannya saat
berumur tujuh tahun. Ayahku meninggal di kantornya, sedangkan ibu dan
abangku meninggal dunia pada tahun yang sama. Kemudian aku dirawat
oleh ibu susuku. Kami mempunyai rumah di dekat Gerbang Selatan Yogya, dekat
kantor ayahku. Suatu hari, seorang pencuri tanpa alasan apa pun,
mencoba membunuhku. Kami sama sekali tidak mengerti, kami tidak pernah punya
musuh. Ia tidak berhasil, tapi ia meninggalkan luka di kepala sebelah
kananku. Karena itulah aku selalu menutupinya darimu." "Apakah ibu
susumu hampir buta?" "Ya. Kok tahu?" "Akulah pencuri itu. Ah, tapi
bagaimana mungkin! Semua begitu aneh. Semua terjadi, seperti ada yang
telah mentakdirkan."Andri kemudian menceritakan semuanya. Bermula
dari mimpinya setelah ia sholat istikhoroh, sekitar sepuluh tahun yang
lalu. Istrinya juga bercerita, ketika ia berusia sembilan atau sepuluh
tahun, pamannya menemukan ia di Sung-Cheng dan mengambilnya untuk tinggal
bersama keluarganya di Shiang-Chow.

Akhirnya mereka menyadari bahwa pernikahan mereka adalah sebuah takdir yang
telah digariskan Allah Ta'ala. Andri menangis. Ia malu pada Penciptanya. Malu
pada kesombongannya untuk menentang takdir. Ah ... pada saat itulah, Andri
menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Tapi kenapa ketika ia
mendapatkan petunjuk, ia malah mengingkarinya ? Saat itu juga, Andri
melakukan sholat taubat. Untuk menjadi mukmin yang baik. Begitulah,
kasih sayang di antara mereka kian tumbuh subur. Setahun kemudian
lahirlah anak laki-laki. Istri Andri mendidiknya dengan sangat baik.
Setelah dewasa, ia menjadi seorang yang terpelajar. Usahanya di bidang
perdagangan maju pesat. Ia sangat penyantun dan terkenal
kedermawanannya. Ketika sang anak menjadi gubernur, Andri telah lanjut
usia. Anak dan istrinya tetap setia memelihara dan mencintainya. Di
tempat mereka pertama kali bertemu, empat belas tahun sebelum
pernikahan, anak Andri membangun tempat peristirahatan untuknya.

"Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian kamu
berpikir." (QS 51 : 49).

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. 30:21)
Read More- pasangan

renungken

jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati  
fikiran, perasaan lelaki akan resah.    Masih mencari walaupun sudah ada segala-  
galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s. tetap merindukan siti hawa.                                                                  
Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan mereka      
dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau      
lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.  

Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah  
wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh  mereka.                    
Didiklah mereka dengan panduan dariNya:      
                                    
     JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA,                                  
     NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR,                                                
     JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN,                                  
     NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA,                                  
          
Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka kepada      
Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.  
                                    
      AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU,                              
     HATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN,                                    
     PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK                            

Suburkanlah karena dari situlah nanti merka akan nampak penilaian dan          
keadilan Tuhan. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi    
ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana mentri negara atau women gladiator  
Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan    
diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah kasih sayang Tuhan, karena rahim      
wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawa  
jutawan dan wan-wan lain. Tidak akan lahir superman tanpa superwoman.          
Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak  menghiburkan.                                                                  
Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan    
mereka pula membengkokkan.                  
                                  
      LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN                        
     DARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI.                            
     SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI
LELAKI.
      
Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan. Mereka tidak akan kenal diri  
mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja banyak boss telah      
kehilangan  secretary, bahkan anakpun akan kehilangan ibu, suami kehilangan    
istri dan bapa akan kehilangan puteri.                                          
Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan
limpa.                                                        
Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.  
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRI SENDIRI DAHULU    
KEPADA-NYA. jinakan diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala-galanya dibawah  
pimpinan kita.                                                                  
        
Read More- renungken
Powered By Blogger